Kader Ppgt Jbt Goes To Klasis
Oleh : Kader Amatir
Jasmerah..(jangan sekali-kali melupakan sejarah). Kalimat ini adalah sebuah ungkapan Bung Karno, presiden RI I. jika kita mendalami maknanya, dapat kita simpulkan bahwa hanya karena sejarahlah, hanya karena hari kemarinlah maka hari ini ada, dan selanjutnya, apa yang kita miliki, pikirkan dan lakukan hari ini akan membawa kita pada hari esok. Seperti apa kita esok, ditentukan oleh kita sendiri, kini dan disini…
Untuk tidak melupakan
sejarah, pada edisi kali ini
redaksi mencoba mengetengahkan sedikit sejarah bagaimana kiprah kader PPGT JBT pada jenjang klasis, sebuah cerita masa lalu yang tidak dimaksudkan untuk membanggakan diri, jemaat, atau siapapun. Hanya setitik harapan bahwa apa yang dituliskan dalam lembaran ini akan menggugah semangat ber-PPGT kita terlebih untuk beraktualisasi pada jenjang yang lebih luas, sehingga pada hari esok akan mudah menemukan kader dari JBT yang berkiprah di tingkat klasis, terlebih menjelang Konferensi XVI PPGT Klasis Makassar di Jemaat Labuang Baji, Oktober/November 2009. Semoga…
Awal mula keterlibatan anggota PPGT JBT sebagai personel pengurus klasis adalah ketika Bang Chrismas Pamangin terpilih menjabat sekretaris PPGT KM pada periode 2001-2003. Meskipun tidak dapat mengemban amanah konferklas XII hingga akhir kepengurusan, namun kiprah seorang Chrismas setidaknya menjadi perintis kehadiran kader PPGT jBT di Klasis.
Periode selanjutnya (2003-2005) Feri Tandirau (Alm.) yang awalnya berdomisili di jemaat Dadi dan menjabat wakil sekretaris pada periode sebelumnya akhirnya terpilih menjadi ketua PPGT Klasis dan pada pertengahan periode kepengurusan pindah domisili ke wilayah pelayanan JBT. Banyak contoh dan teladan yang beliau lakukan bagi kepengurusan di tingkat jemaat, khususnya dalam lingkup PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea sendiri.
Kehendak Tuhan lain, setelah mengakhiri masa kepengurusan melalui Konferensi XIV di Jemaat Rama, Tuhan memanggilnya kembali ke pangkuan Bapa. Kecelakaan maut di Barru merenggut Abang terkasih dari tengah persekutuan ini, sehari setelah kembali dari retreat paskah PPGT JBT di Lembah Biru, Malino Mei 2005. Kehilangan kader terbaik tentunya menjadi pergumulan berat bagi keluarga besar PPGT, khususnya di JBT, namun karya dan semangatnya tidak akan pernah hilang di persekutuan ini. Pada periode 2005-2006, setelah menjadi pimpinan sidang pada konferklas di Rama, Abang Petrus Lambotta, ST (ketua PPGT JBT periode 2004-2006) terpilih menjadi pengurus klasis bidang profesi dan keminatan, meskipun tidak dapat menggemban tugas pelayanan tersebut hingga akhir kepengurusan karena meninggalkan Makassar oleh tuntutan pekerjaan, melalui PAW yang dilakukan kembali seorang kader PPGT JBT terpilih mengisi lowongnya kepengurusan yaitu sdr. Dance T. Lobo’. Pada periode 2007-2009, dalam susunan pengurus hasil konferklas XV di Jemaat Masale, kembali kader PPGT JBT yaitu Sdr. Gusti Patading terpilih menjadi sekretaris bidang kaderisasi, dan berlanjut dengan masuknya Sdr. Alnores D. S. sebagai sekretaris bidang kerjasama eksternal melalui PAW. Sejarah telah membuktikan bahwa kader PPGT JBT mampu berkiprah pada jenjang yang lebih luas. Bagimana kelanjutan cerita ini?? haruskah kita melupakan sejarah, atau justru mampu membuat sejarah dengan menempatkan kader terbaik kita di Klasis Makassar melalui sejumlah program kerja klasis pada akhir periode ini, dan menuju konferklas XVI? Jawabannya ada pada kita maing2, jangan biarkan orang lain yang menentukan kelanjutan sejarahmu, tentukanlah sendiri….